Kamis, 10 Mei 2012

Pesawat Sukhoi SSJ 100 Mencatatkan Sejarah Kelam di Indonesia


Sukhoi Superjet 100 (SSJ 100) menggoreskan catatan kelam dalam sejarah penerbangannya. Dalam penerbangan 'promosinya' di Indonesia, SSJ 100 bernasib cukup naas.

Kepala SAR menduga Pesawat pabrikan Rusia yang membawa 50 orang tersebut jatuh di wilayah Gunung Salak, Jawa Barat. Namun, hingga saat ini belum ada kepastian.

Dari data-data yang dihimpun detikFinance, Kamis (10/5/2012), SSJ 100 adalah pesawat jarak jauh dengan kemampuan regional dimana berkapasitas kurang lebih 100 penumpang. SSJ 100 dikembangkan sekaligus didesain serta diproduksi Sukhoi Civil Aircraft Company (SCAC) yang bekerjasama dengan Alinea Aeronautica.

Sukhoi Civil Aircraft Company merupakan anak usaha dari United Aviation Corporation yang memproduksi pesawat sipil.

Siapa yang tak kenal Sukhoi? Unit militernya Sukhoi sudah sangat terkenal dengan pesawat tempur yang memiliki kemampuan bermanuvernya. RI sendiri telah memiliki beberapa pesawat tempur produksi Sukhoi.



Bagaimana rekam jejak pesawat penumpang? Ya melalui pesawat SSJ 100 inilah pabrikan Rusia itu berharap banyak. SSJ 100 elah berhasil menjalani penerbangan perdananya pada Mei 2008. Pesawat ini mempunyai kemampuan kecepatan terbang maksimum 0.81 kecepatan suara (Mach 0.81) dan mencapai ketinggian 40.000 feet.

SSJ 100 dapat beroperasi (take off and landing) di bandara yang memiliki panjang landasan 1.731 meter (versi basic range) dan sampai 2.052 meter (versi long range).

Pada Februari 2011 lalu SSJ 100 telah meraih Sertifikat Type (Type Certification) dari Otoritas Sertifikasi Rusia (the Russian Certification Authority IAC AR) dan diharapkan sertifikasi dari Otoritas Penerbangan Uni Eropa (EASA) akan diperoleh pada 2011 ini. Produksi pertama SSJ 100 telah diserahkan pada 19April 2011 kepada Armavia Airline, satu perusahaan penerbangan sipil di Armenia.

Hal tersebut menarik minat maskapai swasta nasional, PT Sky Aviation. Sky Aviation berencana memperkuat armadanya dengan membeli 12 pesawat Sukhoi Super Jet 100 (SSJ 100) senilai US$ 380,4 SCAC.

"Kami sangat berharap pesawat bisa diterima pada 17 Agustus 2012. Kami telah mempersiapkan sejumlah rute baik domestik, maupun rute regional Internasional untuk pengoperasian pesawat SSJ 100," jelas Direktur Utama Sky Aviation Krisman Tarigan di Jakarta, akhir tahun 2011 lalu.

Rencananya pesawat SSJ 100 akan dioperasikan di rute-rute merata di Indonesia Bagian Barat (Sumatera dan Jawa), Indonesia Bagian Tengah (Kalimantan,Sulawesi, Bali dan NTT) serta Indonesia Bagian Timur (Maluku dan Papua).

"Dengan Armada SSJ 100, Sky Aviation akan membuka rute-rute penerbangan antar kota di Kalimantan yang selama ini tidak dilayani serta siap melayani masyarakat di pulau-pulau Sulawesi, NTT, Maluku dan Papua. Selain pesawat SSJ 100, kami juga akan menambah armada dengan pesawat Sky Lander (kapasitas 19 penumpang) sebanyak 10 buah," tambahnya.

Sky Aviation merupakan salah satu unit Group Petroneks Energy adalah perusahaan penerbangan yang relatif baru, mengantongi AOC 135 -144 dari Kementerian Perhubungan pada 14 Mei 2009 dan Surat Izin Usaha Angkutan Udara Niaga Tidak Berjadwal pada 8 Maret 2010.

Presiden Sukhoi Civil Aircraft Company, Vladimir Prisyazhnyuk mengungkapkan kegembiraannya dapat bekerja sama dengan Sky Aviation.

"Performa dari Sukhoi Superjet 100 akan mendukung pengembangan network-rute Sky Aviation. Kami optimistis pesawat bisa dikirim pada Agustus 2012," kata Dia.

Di Indonesia, ada dua maskapai yang telah menjalin kerjasama dengan SCAC yakni Kartika Airlines dan PT Merukh Ama Coal sebagai pemilik PT Dirgantara Air Service dan PT Sabang Merauke Air Charter (SMAC).

Namun di awal penerbangannya, SSJ 100 mencatatkan sejarah buruk dengan kejadiaan naas. Pesawat tersebut hilang kontak setelah 21 menit terbang dari Lanud Halim Perdanakusumah dalam rangka penerbangan promosinya.

SSJ 100 yang diduga jatuh ini membuat seluruh media baik lokal maupun internasional menyorot tajam. Kejadian ini merupakan kejadian terparah SSJ 100.

Berdasarkan catatan Russia Today, Rabu (9/5/2012), terdapat beberapa insiden yang menyertai pengoperasian pesawat buatan Rusia ini. Insiden yang terjadi hanyalah insiden kecil. Tidak ada satu pun insiden yang mengakibatkan cedera atau kematian penumpang di dalamnya.

Berikut ini insiden-insiden yang dialami Sukhoi Superjet 100:

1. 6 Mei 2012, SSJ-100 keluar dari landasan pacu saat mendarat di Bandara Kazan, Rusia.

2. 16 Maret 2012, pesawat jet harus putar balik dan kembali ke Moskow selama penerbangan ke Astrakhan setelah kru menemukan landing gear tak bisa digunakan sepenuhnya.

3. 25 Desember 2011, penerbangan SSJ-95, yang merupakan modifikasi superjet, dari Minsk, Belarusia, dibatalkan karena kegagalan landing gear. Pesawat lantas kembali ke Moskow tanpa penumpang.

Sedangkan kasus terbaru adalah hilang kontaknya pesawat superjet ini di sekitar Bogor, Jawa Barat pada Rabu sore (9/5/2012), pukul 14.33 WIB. Ada 50 orang di atas pesawat tersebut, di mana 8 orang merupakan warga negara Rusia.




Menurut mantan pilot penguji dari Rusia, Magomed Tolboev, sebagian wilayah Jakarta memiliki medan yang berat. Tolboev sebelumnya pernah terbang di wilayah ini.

"Ada medan dengan gunung setinggi 6.158 kaki. Ini sulit sekali," ucapnya kepada Russia Today.

"Pilot seharusnya bisa melihat gunung karena pesawat ini sangat modern. Pesawat ini dilengkapi dengan peralatan penerbangan terkini," imbuh Tolboev.

Pesawat Sukhoi Superjet 100 yang hilang di kawasan Gunung Salak, Bogor, Rabu (9/05/2012) diduga jatuh di kawasan Kawah Ratu, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor. Hal itu berdasarkan titik koordinat terakhir pukul 14.33 sebelum akhirnya pesawat lost kontak dengan ATC Bandara Halim Perdakusuma.

Kepala SAR Jakarta Ketut Parwa menjelaskan, meskipun titik koordinat terakhir pesawat sudah diketahui, namun pihaknya belum bisa memastikan apakah pesawat berpenumpang 40 orang itu jatuh di posisi tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar