Jumat, 18 Februari 2011

Sama-sama Buta kekuatan :Turkmenistan VS Timnas Indonesia


Jakarta - Sama-sama buta kekuatan lawan. Kalimat itu tentu tepat menjadi pengantar duel timnas Indonesia kontra Turkmenistan. Negara pecahan Uni Soviet
ini akan menjadi batu ujian pertama Garuda Muda di ajang Pra-Olimpiade 2012. Minimnya informasi membuat Turkmenistan bak hantu bagi timnas Merah Putih.

Meski sama-sama buta kekuatan lawan, namun pelatih timnas Indonesia, Alfred Riedl punya satu keyakinan bahwa Turkmenistan punya keunggulan yang pantas diwaspadai. Postur tubuh jangkung di atas 175 cm menjadi nilai plus bagi tim berjuluk The Green Man itu.

Keunggulan itulah yang menempatkan negara semenjana ini pantas diwaspadai. Meski baru merdeka pada 1991, namun Turkmenistan menjadi salah satu negara yang paling pesat perkembangan sepakbolanya.

Bahkan menurut FIFA, negara Asia Tengah ini menjadi salah satu negara yang paling cepat memperbaiki posisi di daftar ranking dunia. Negara ini juga telah matang menggelar liga domestiknya, The Yokary Liga.

Informasi terkini tentang kekuatan Turkmenistan tentu kiprahnya di Asian Games 2010 lalu. Turkmenistan mampu menembus babak 16 besar sebelum akhirnya ditumbangkan kekuatan Asia Tenggara, Thailand. Itu pun dengan skor tipis 1-0 lewat babak perpanjangan waktu.

Di fase grup, sempat kalah dari negara kuat Iran 4-1, Turkmenistan bangkit dengan menggulung Vietnam dengan skor telak 6-2. Bahrain pun berhasil ditahan imbang 1-1 sebelum akhirnya Turkmenistan lolos ke babak 16 besar.

Catatan-catatan gemilang itulah yang membuat Turkmenistan dipastikan akan menjadi lawan yang berat bagi Garuda Muda. Bahkan, tak sedikit yang mengunggulkan Turkmenistan akan mampu melumpuhkan timnas Indonesia.

Namun, Riedl pantang lempar handuk. Terlebih Garuda Muda juga punya modal untuk mendongkrak rasa percaya dirinya. Dalam peringkat FIFA, Indonesia saat ini berada di posisi 129, sedangkan Turkmenistan berada di peringkat 133.

Soal strategi, Riedl juga mengaku telah siap mengantisipasi keunggulan tinggi badan lawan. Pelatih asal Austria ini akan memanfaatkan kecepatan sektor sayap untuk meladeni permainan Turkmenistan.

"Kita tidak cukup bagus untuk bermain di tengah. Kita akan tetap mengandalkan serangan dari sektor sayap," ujar Riedl.

“Pemain sayap tak melulu crossing jauh atau melepas umpan silang melambung, karena tinggi badan kita kalah. Melainkan harus dikombinasikan dengan umpan silang tanggung dan mendatar, atau menusuk langsung dari sayap,” tambahnya.

Melawan Turkmenistan, Indonesia akan lebih dulu menjadi tuan rumah. Dukungan penuh penonton di Stadion Gelora Sriwijaya, Palembang pada 23 Februari 2011 nanti akan menjadi penjaga semangat Garuda Muda. Indonesia giliran tandang ke markas Turkmenistan pada 9 Maret 2011.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar